Berbagi Pengalaman Mengajar (Best Practice)
Pembelajaran PBL dan PjBL dengan media ineraktif untuk meningkatkan motivasi dna pemahaman siswa dalam materi kimia - partikel atom.
LK 3.1 Menyusun Best Practices (AKSI 1)
Menyusun
Cerita Praktik Baik (Best Practice)
Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan
Dampak)
Terkait
Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Nama :
Yuliyana
NIM :
201699667455
LPTK :
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Kelas :
Kimia
Lokasi
|
SMP
Budi Mulia Dua Bintaro – Kota Tangerang Selatan Prov. Banten. |
||||||||||||
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah
Menengah Pertama |
||||||||||||
Tujuan
yang ingin dicapai |
Meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas IX melalui model PBL dan PjBL pada pelajaran IPA
materi Kimia. |
||||||||||||
Penulis
|
Yuliyana |
||||||||||||
Tanggal
|
25
dan 29 Agustus 2022 |
||||||||||||
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
Mata
pelajaran IPA seringkali dimaknai sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi
siswa. Ditambah materi fisika dan kimia yang memerlukan keterampilan
berhitung sehingga membuat siswa semakin tidak bersemangat. Pembelajaran
dengan metode ceramah semakin membuat siswa mengantuk dan bosan. Jika siswa
hanya diberikan penjelasan materi dari guru saja dan mengerjakan soal latihan
secara individu membuat kondisi kelas yang tidak interaktif. Hal ini membuat
siswa merasa tidak termotivasi, malas, pasif, dan mengantuk saat pembelajaran
IPA di kelas. 1. Mendorong
siswa untuk beraktivitas Perilaku setiap orang disebabkan
karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut dengan motivasi. Besar
kecilnya semangat seseorang untuk bekerja sangat ditentukan oleh besar
kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat siswa dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru tepat waktu dan ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar. 2.
Sebagai pengarah Tingkah laku yang ditunjukkan
setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha untuk pencapaian prestasi. |
||||||||||||
Tantangan : Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat, |
Beberapa
penyebab dari rendahnya motivasi siswa dari hasil wawancara dan survei
literatur adalah: 1. Minat belajar siswa rendah 2. Lingkungan keluarga yang tidak mendukung. 3. Sarana dan prasarana sekolah kurang. 4. Kondisi zaman yang serba instan. 5. Metode pembelajaran kurang variatif dan
monoton. 1. Penggunaan
model PJBL atau PBL membuat pembelajaran menjadi student center karena siswa
bertindak sebagai subjek, mereka akan mencari informasi sendiri terkait
proyek atau masalah yang harus diselesaikan. Dengan demikian siswa akan
menjadi lebih termotivasi. 2. Metode
pembelajaran yang variatif seperti praktik/percobaan, projek, diskusi,
demonstrasi, studi kasus, jigsaw, dan wawancara narasumber. 3. Menggunakan
media pembelajaran yang menarik sesuai dengan materi dan berbasis IT 1. Rekan
sejawat, dapat membantu menyiapkan media, memberikan masukan/ide, dan
merancang pembelajaran. 2. Siswa
sebagai subjek, pusat pembelajaran pada siswa sehingga peran siswa dalam
pembelajaran sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. 3. Kepala
sekolah, pemberian izin penggunaan sarana dan prasarana saat pembelajaran. 4. Tim
kebersihan sekolah, membantu menyiapkan kelas. |
||||||||||||
Aksi : Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini |
Menurut
Budi Santoso, 2020 dapat
disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning berbantu alat peraga dapat meningkatkan
aktivitas belajar, motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa Sedangkan menurut Anis Wahdati Sholekah, 2022 model PjBL dapat dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut dengan menerapkan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa khususnya dalam
belajar IPA adalah PBL dan PJBL. Sebelum pembelajaran guru membuat rancangan
pembelajaran dengan membuat RPP, bahan ajar, memilih media, instrumen
penilaian (kognitif, afektif, psikomotorik). 1. Pada
siklus 1 dilaksanakan pembelajaran model PBL. ⮚
Kegiatan pendahuluan : Siswa diberikan apersepsi dan
motivasi: tentang proses fotosintesis dan zat yang terkandung pada hasil
fotosintesis, diberikan pertanyaan apa zat penyusun plastik?. Menjelaskan
tujuan pembelajaran. Sebelum masuk ke kegiatan inti siswa diberikan pre test untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dengan menggunakan quizizz. ⮚
Kegiatan inti (tahapan pembelajaran
model PBL): a. Orientasi
siswa pada masalah: “Bagaimana mengidentifikasi materi
penyusun benda mati dan makhluk hidup?” b. Mengorganisasikan
siswa untuk belajar Siswa dikelompokan dengan anggota
3-4 orang dan diberikan LKPD. c. Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok Guru membimbing siswa melakukan
percobaan pembakaran beberapa benda (daging, rambut, karet, ban, kayu,
kertas, bulu ayam, kain katun). Siswa mengidentifikasi bau dari hasil
pembakaran benda tersebut, berdiskusi menganalisa benda-benda yang memiliki
bau yang hampir sama, lalu mencari informasi dengan literasi dari bahan ajar
guru atau dari sumber lain untuk mengetahui materi penyusun dan senyawa yang
terkandung dalam benda tersebut. d. Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya, kelompok lain akan menanggapi presentasi tersebut. e. Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah • Guru dan siswa melakukan diskusi kelas untuk
membahas hasil kegiatan pada LKPD. • Guru dan siswa menyimpulkan hubungan zat
yang terkandung dalam benda mati dan makhluk hidup (semua tersusun atas
senyawa kimia, senyawa kimia tersusun atas unsur-unsur) ⮚
Kegiatan Penutup a. Siswa
diberikan post test menggunakan media quzizz untuk mengetahui hasil
pembelajaran dan mengisi refleksi melalui paddlet. b. Guru
menyampaikan materi selanjutnya yaitu materi penyusun unsur. ⮚
Kegiatan pendahuluan : Siswa diberikan apersepsi dan
motivasi berupa : Apa saja unsur penyusun garam dan air? Apakah ada materi
lagi yang menyusun suatu unsur? Apa yang kalian tahu tentang kota Hiroshima
dan Nagasaki? Menjelaskan tujuan pembelajaran. Sebelum masuk ke kegiatan inti
siswa diberikan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan
menggunakan quizizz. ⮚
Kegiatan inti (tahapan pembelajaran
model PjBL): a. Penentuan
Pertanyaan Mendasar Setelah siswa mengamati video yang
berisi peristiwa bom atom Hiroshima serta penjelasan atom dan partikel
penyusunnya berdasarkan teori-teori atom, siswa diberikan pertanyaan : Bagaimana agar kita dapat memahami
model atom dari beberapa teori atom dengan mudah? Guru mengajak siswa untuk membuat
projek berdasarkan pilihan-pilihan dari jawaban siswa. b. Mendesain
Perencanaan Proyek Siswa akan dipandu dengan LKPD
membuat rancangan proyek pembuatan model atom berdasarkan teori atom
tertentu. c. Menyusun
Jadwal Siswa menyusun jadwal pengerjaan
projek. d. Memonitor
siswa dan kemajuan proyek. ●
Guru menjadi mentor dalam mengawal
siswa pada setiap tahapan pelaksanaan
proyek yang mereka selesaikan, guru juga menjadi fasilitator mendorong semua
siswa agar aktif dalam proyek tersebut. ●
Siswa melakukan pembuatan proyek
sesuai jadwal, mencatat dan mendokumentasikan setiap tahapan, serta
mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru. e. Menguji
Hasil Membahas kelayakan proyek model
atom yang telah dibuat dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan di
kelas dan pembuatan dokumentasi (berupa video proses pengerjaan proyek. Jika
ada yang belum layak siswa diminta untuk memperbaiki model atom yang dibuat. f. Mengevaluasi
Pengalaman Siswa memaparkan laporan hasil projek model atom yang dibuat beserta video pembuatan projek, dan menggunakan media Augmented Reality untuk melihat gerakan elektron. Siswa yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek. ⮚
Kegiatan Penutup a. Siswa
diberikan post test menggunakan media quzizz untuk mengetahui hasil
pembelajaran dan mengisi refleksi melalui paddlet. b. Guru
menyampaikan materi selanjutnya yaitu menghubungkan proton, neutron dan
elektron dalam menyusun nomor atom dan nomor massa. Sumber
daya yang diperlukan antara lain : sumber daya manusia (guru, siswa, teman
sejawat, kepala sekolah, tim kebersihan sekolah), sarana dan prasarana
(kelas, proyektor, alat tulis, laptop, jaringan internet, smartphone, alat
dan bahan percobaan dan projek), dan sumber belajar (buku paket, bahan ajar,
konten internet). |
||||||||||||
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana
dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang
menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut |
Dampak
dari aksi dan langkah langkah yang dilakukan dapat dilihat dari : 1. Meningkatnya
penilaian kognitif siswa yang terlihat dari rata-rata hasil pre test dan post
test pada siklus 1 dan siklus 2 pada data berikut.
2. Meningkatnya rata-rata nilai sikap sosial yang meliputi disiplin, tanggung jawab, kerja sama terlihat pada tabel berikut.
3. Meningkatnya
rata-rata nilai keterampilan abad 21 : berpikir kritis, kreativitas,
kolaborasi dan komunikasi berdasarkan penyelesaian LKPD dan presentasi
seperti pada data berikut. 4. Meningkatnya
kemampuan IT siswa dengan membuat presentasi dan editing video dokumentasi
projek. 5. Hasil
angket motivasi siswa menunjukkan indeks persentase sebesar 86,44 % termasuk
kategori sangat tinggi. 6. Hasil
refleksi siswa melalui paddlet menunjukkan siswa merasa senang dan ingin
melakukan pembelajaran seperti ini terus ke depannya. |
LK 3.1 Menyusun Best Practices (AKSI 2)
Menyusun
Cerita Praktik Baik (Best Practice)
Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan
Dampak)
Terkait
Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Nama :
Yuliyana
NIM :
201699667455
LPTK :
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Kelas :
Kimia
Lokasi
|
SMP
Budi Mulia Dua Bintaro – Kota Tangerang Selatan Prov. Banten |
|||||||||
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah
Menengah Pertama |
|||||||||
Tujuan
yang ingin dicapai |
Meningkatkan
pemahaman siswa pada materi partikel atom dan konfigurasi elektron yang
abstrak melalui media berbasis aplikasi dan media konkret. |
|||||||||
Penulis
|
Yuliyana |
|||||||||
Tanggal
|
9,
14 September 2022 |
|||||||||
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
Ilmu
kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat,
perubahan serta energi yang menyertai perubahan zat atau materi (Eggi Aunur
R, 2020). Menurut Kean & Middlecamp (1985) salah satu karakteristik ilmu
kimia adalah sebagian besar konsep-konsepnya bersifat abstrak, seperti
struktur atom, ikatan kimia dan konsep asam-basa. Sifatnya yang abstrak
menyebabkan kimia cenderung menjadi pelajaran yang sulit bagi kebanyakan
siswa (Taber, 2002 dalam Sirhan 2007).
Hal
ini merupakan tantangan bagi guru untuk melakukan strategi pembelajaran yang
dapat membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi partikel atom dan
konfigurasi elektron yang abstrak. Praktik
pembelajaran inovatif dengan media menarik perlu dibagikan kepada guru lain
yang sekiranya dapat memodifikasi pembelajaran ini sesuai kondisi di sekolah
masing-masing. |
|||||||||
Tantangan : Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat, |
Dari
hasil wawancara dan survei literatur beberapa penyebab siswa kesulitan
memahami materi atom yang abstrak adalah: 1. Pemahaman siswa terhadap materi kimia rendah. 2. Materi banyak terdapat simbol, istilah dan rumus-rumus. 3. Kemampuan dasar siswa dalam bidang sains dan
matematika rendah. 4. Motivasi dan minat siswa kurang. 5. Pembelajaran masih banyak teori. 6. Pemanfaatan teknologi dan aplikasi yang
mendukung masih kurang. Menerapkan
pembelajaran kontekstual berbasis proyek atau masalah dengan metode variatif
dan menggunakan media yang dapat
memvisualkan partikel-partikel penyusun atom. Yang
terlibat dalam kegiatan ini : 1. Rekan
sejawat, membantu membuat congklak kancing genetika untuk media konfigurasi
elektron . 2. Siswa, sebagai subjek pengguna media. 3. Kepala
sekolah, pemberian izin penggunaan sarana dan prasarana saat pembelajaran. 4. Tim
kebersihan sekolah, membantu menyiapkan alat dan bahan pembuatan media. |
|||||||||
Aksi : Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini |
Berdasarkan
penelitian Hotimah, 2017 dari hasil uji coba lapangan (hasil pretes dan
postes) menunjukkan bahwa multimedia interaktif IPA ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi mikroorganisme. Berdasarkan
literatur dan hasil wawancara, langkah-langkah yang diambil berfokus pada
media pembelajaran. 1. Menyusun
rpp dengan model PBL. Siklus 1 ⮚
Kegiatan pendahuluan : ●
Siswa diberikan apersepsi dan
motivasi berupa pertanyaan : apa saja partikel penyusun atom?, Bagaimana cara
membedakan antara satu atom dengan atom lain? ●
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Sebelum masuk ke kegiatan inti siswa diberikan pre test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dengan menggunakan quizizz. ⮚
Kegiatan inti (tahapan pembelajaran
model PBL): a. Orientasi
siswa pada masalah: “Bagaimana hubungan proton, neutron
dan elektron dalam sebuah atom?” b. Mengorganisasikan
siswa untuk belajar Siswa dikelompokan dengan anggota
3-4 orang dan diberikan LKPD. c. Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok Guru membimbing siswa menyelidiki
pengaruh banyak proton, neutron dan elektron dalam sebuah atom dengan melakukan simulasi menggunakan aplikasi PhET Simulation Build Atom dan
menyelesaikan LKPD. d. Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok, kelompok lain akan menanggapi presentasi tersebut. e. Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah • Guru dan siswa melakukan diskusi kelas untuk
membahas hasil kegiatan pada LKPD. • Guru dan siswa menyimpulkan hubungan proton,
neutron dan elektron dalam sebuah atom dan penulisannya dalam simbol atom. ⮚
Kegiatan Penutup c. Siswa
diberikan post test menggunakan media quzizz untuk mengetahui hasil
pembelajaran dan mengisi refleksi melalui paddlet. d. Guru
menyampaikan materi selanjutnya yaitu materi konfigurasi elektron. Siklus 2 ⮚
Kegiatan pendahuluan : ●
Siswa diberikan apersepsi dan
motivasi berupa Tayangan lampu warna warni dari gas mulia (guru meminta siswa
menghubungkannya dengan partikel atom), Bagaimana kita mengetahui banyak
elektron dalam sebuah atom? Bagaimana susunan elektron-elektron dalam kulit-kulit
atom? ●
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Sebelum masuk ke kegiatan inti siswa diberikan pre test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dengan menggunakan quizizz. ⮚
Kegiatan inti (tahapan pembelajaran
model PBL): a. Orientasi
siswa pada masalah: Berapa banyak kulit dalam suatu
atom? Berapa banyak elektron dalam setiap kulit atom? Bagaimana menentukan
letak atom dalam tabel periodik? b. Mengorganisasikan
siswa untuk belajar Siswa dikelompokan dengan anggota
3-4 orang dan diberikan LKPD. c. Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok Siswa dipandu membuat konfigurasi
elektron berdasarkan model atom Bohr menggunakan media congklak dan kancing
genetika sebagai elektron, kemudian menentukan elektron valensi, dan letak
unsur golongan A dalam tabel periodik. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan
pada LKPD. d. Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya, kelompok lain akan menanggapi presentasi tersebut. e. Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah • Guru dan siswa melakukan diskusi kelas untuk
membahas hasil kegiatan pada LKPD. • Guru dan siswa menyimpulkan bahwa untuk
membuat konfigurasi elektron harus mengetahui ketentuan elektron maksimal
pada setiap kulit dengan rumus 2n2. Dari konfigurasi elektron
dapat ditentukan elektron valensi, golongan, periode dan pembentukan ion dari
atom. ⮚
Kegiatan Penutup e. Siswa
diberikan post test menggunakan media quzizz untuk mengetahui hasil
pembelajaran dan mengisi refleksi melalui paddlet. f. Guru
menyampaikan materi selanjutnya yaitu pembentukan senyawa dari ikatan ion. 2. Menyiapkan
bahan ajar nomor atom dan nomor massa, konfigurasi elektron, dan pembentukan
ion. 3. Menyiapkan
instrumen penilaian kognitif (pre test dan post test dengan media quizizz),
sikap dan keterampilan. 4. Membuat
link refleksi siswa pada paddlet. 5. Menyiapkan
media : ●
Siklus 1 Menggunakan media berbasis aplikasi
yaitu PhET Interactive Simulation Build
Atom. Aplikasi ini bisa diakses melalui internet. Siswa melakukan
simulasi dengan dipandu LKPD. Dengan media ini, siswa dapat melakukan
simulasi membuat atom dengan cara menambahkan proton dan neutron. Dari
simulasi siswa dapat melihat atom apa yang terbentuk dan menentukan berapa
jumlah elektron dari suatu atom netral, kemudian siswa dapat menghubungkan
proton, neutron dan elektron dalam penulisan simbol atom. Siswa dapat
mengetahui partikel atom mana yang menentukan nomor atom dan nomor massa.
Siswa menyelesaikan LKPD berdasarkan data hasil simulasi dan literasi. ●
Siklus 2 Menggunakan media konkret Congklak
Kancing Genetika untuk menentukan konfigurasi elektron model atom
Bohr. Media ini dibuat sendiri oleh guru dengan dibantu rekan sejawat
sebanyak 5 buah untuk 5 kelompok. Pada papan impraboard ditempel gelas-gelas
kecil sesuai urutan kulit atom seperti gambar berikut. Siswa dapat memilih
gelas pada setiap kulit sesuai sisa elektron. Contoh jika pada kulit N sisa
elektron 26, maka gelas yang dipilih nomor 18, karena elektron yang tersisa
kurang dari 32. Siswa melakukan simulasi dengan menggunakan
congklak kancing genetika untuk membuat konfigurasi elektron. |
|||||||||
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana
dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang
menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut |
Dampak
dari aksi dan langkah langkah yang dilakukan dapat dilihat dari : 1. Meningkatnya
penilaian kognitif siswa yang terlihat dari rata-rata hasil pre test dan post
test pada siklus 1 dan siklus 2 pada data berikut.
2. Hasil
angket pemahaman siswa menunjukkan indeks persentase sebesar 83,97 % pada siklus 1 dan 83,78 pada siklus 2
termasuk kategori sangat tinggi. 3. Hasil
refleksi siswa melalui paddlet menunjukkan siswa merasa senang, seru dan asik
dengan media pembelajaran yang digunakan. |